Selasa, 25 Mei 2010

Kamis, 11 Maret 2010

7 Tips Menjadi Orang yang Menyenangkan ...... Tugas Individu 3

1. Supel . harus bisa dong bersosialisasi dengan orang-orang sekitar . Dan mampu berteman dengan semua kalangan manapun . karena , si supel ini akan menjadikan kita orang yang punya bnyak relasi . Toh nantinya bakal menguntungkan bagi kita juga kan . Percaya deh , orang sombong tu banyak dibenci dan dijauhin sama orang-orang.


2. Say to “thanks” . Kata ajaib ini , bisa bikin orang-orang yang kita minta bantuannya akan merasa kita hargai dan pasti akan mau membantu kita lagi dan lagi . Gak susah kok buat berterima kasih sama orang lain . Tapi sering kali jadi hal yang sepele sehingga jarang kita ucapkan sebagai tanda bahwa kita menghargai bantuannya .


3. Say to “help” . Biasanya kita bukannya bilang “tolong dong . . “ , tp malah “ eh , ambilin itu lah “ . Padahal kita butuh bantuan dia , tapi malah nyuruh-nyuruh dia dengan kata-kata yang tidak enak untuk di dengar . Dan kalau cara kita tidak baik , maka temen kita pun jadi males buat nolongin kita . Jadi , biar segala urusan lancar , mulailah menggunakan kata “tolong” .


4. Say to “sorry” . Ini kata yang paling susah diucapkan kebanyakan orang . Yah , kata-katanya sih alasannya gengsi gitu . Padahal gak susah kok buat bilang maaf . Tapi yah seperti biasanya lupa untuk mengatakan maaf ini menjadi kebiasaan . Sebenernya , kalau kita mengatakan maaf disaat kita melakukan kesalahan . Keuntungannya sangat besar , jadi menciptakan lingkungan yang damai dan hubungan yang baik .


5. Tegur Sapa . Kalau kita selalu melakukan ini , orang disekitar kita pasti seneng sama kita . Mereka jadi merasa , oh ternyata dia masih ingat sama aku , oh ternyata dia gak sombong tuh . Maka melekatlah predikat RAMAH kepada diri kita yang si pemurah tegur . Dan kalau ada yang negur kita , ya juga jangan dicuekin . Sapalah dengan senyuman , lambaian , atau sahutan yang menunjukkan kita respon sama dia.


6. Peka . Jangan jadi gak mau tau , atau tau tapi gak mau tau . Duh ,ini bakalan gawat . Bisa-bisa di cap jadi orang tidak berperasaan . Padahal , kalau kita peka sama apa yang terjadi disekitar kita . Mau itu masalah temen kita , atau ada sesuatu yang lagi hebohnya dibicarakan , atau ada sesuatu yang terjadi . Kita akan jadi orang yang CARE . Dan orang lain juga pasti akan care dengan kita .


7. And last , keep the feeling of the other person . Hati-hati sebelum melakukan sesuatu kepada orang lain . Jangan sampai melukai perasaannya . Karena kita tidak tau bagaimana dia sebenarnya , apa lagi kalau kita baru kenal . Akan membuat dia tidak menyukai dan ilfeel sm kita . Lebih baik , mengkondisikan dan berfikir dulu sebelum bertindak .



Semoga tips-tips di atas , berguna dan bermanfaat buat kita semua . Meskipun kita tau di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna , at least berusahalah menjadi orang yang menyenangkan . Terima kasih atas perhatiannya . Selamat mencoba !!

Jumat, 05 Maret 2010

Uji Coba Kuliah Online . Tugas Kelompok .

1. Bagaimana tinjauan psikologi pendidikan dalam proses interaksi guru dan siswa ?

a. Pengajaran dan pembalajran

* Pengajaran –transfer learning –pasif –pengetahuan

* Pembelajaran –kesiapan dan kemampuan belajar

* Perencanaan perubahan perilaku, berdasarkan prinsip-prinsip mengajar, teori perkembangan peserta didik, pengelolaan kelas dan strategi pembelajaran, serta mempertimbangkan kemungkinan dampak perubahan positi perilaku peserta didik.

INTERAKSI GURU-SISWA

Faktor utama yang mempengaruhi lingkungan belajar adalah guru.

Peran guru dalam interaksi pembelajaran antara lain :

1. Mempergunakan beragam teknik secara maksimal sehingga peseta didik dapat mengerjakan tugas secara maksimal.

2. Pengetahuan profesional –guru profesional.

3. Kemampuan menyeleksi perilaku yang akan berdampak pada perubahan perilaku positif peserta didik.

BENTUK INTERAKSI

Guru harus mengembangkan pemahaman dan perilaku secara tegas tentang :

- Hubungan antara mengajar dan disiplin.

- Faktor-faktor yang memotivasi peserta didik untuk berbuat.

- Perencanaan sistematis mengelola perilaku salah suai peserta didik sesuai karakteristik kelas.

- Permasalahan disiplin.

- Permasalahan tuna cakap belajar.

- Dampak masalah.

PERMASALAHAN DISPLIN

1. Terwujud dalam bentuk gangguan terhadap kegiatan mengajar, gangguan terhadap orang lain untuk belajar, kondisi tidak aman baik fisik maupun psikologis, perusakan fasilitas.

2. Dikelola secara pendidikan –bukan dengan tindak kekerasan.

3. Guru yang efektif harus mampu mengelola perilaku yang salah suai dalam waktu pembelajaran.

4. Guru yang dapat mengelola kelas akan mengajar secara efektif dengan senang dan percaya diri, dan kemampuan tersebut akanberdampat pada pencapaian prestasi belajar peserta didik.

MEMAHAMI PERILAKU

1. Guru harus memiliki kesadaran perilaku salah suai dapat ditangani dengan kontrol positif dibanding pendekatan negatif.

2. Secara mendasar manusia merasakan kebutuhan rasa aman.

3. Peserta didik membutuhkan perasaan diakui keberadaan, memiliki kompetensi, kemampuan/ kekuatan dan sifat baik/ kemampuan menyesuaikan diri.

2. Apa sajakah sumber yang mempengaruhi teknologi pembelajaran ?

Teknologi pembelajaran dapat dilihat sebagai bidang yang mempunyai perhatian khusus terhadap aplikasi, meskipun prinsip dan prosedurnya berdasar pada teori. Kawasan bidang ini telah melalui pergulatan antara pengaruh nilai, penelitian,dan pengalaman praktisi, khususnya pengalaman dengan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Bidang ini kemudian berkembang tidak hanya berupa pengetahuan teoritik tetapi juga pengetahuan praktis.

Setiap kawasan dibentuk oleh : (1) landasan penelitian dan teori; (2) nilai dan perspektif yang berlaku; (3) kemampuan teknologi itu sendiri.

1. Pengaruh Teori dan Penelitian

Teknologi Pembelajaran telah dipengaruhi oleh teori dari berbagai bidang kajian. Akar teori ini dapat ditemui dalam berbagai disiplin, termasuk : psikologi, rekayasa, komunikasi, ilmu komputer, bisnis, dan pendidikan secara umum.

Secara singkat, pengaruh teori dan penelitian terhadap masing-masing kawasan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Desain

b. Pengembangan

c. Pemanfaatan

d. Pengelolaan

e. Penilaian

2. Nilai dan Perspektif Alternatif

Pada umumya nilai-nilai yang ada akan berfungsi sebagai landasan berfikir dan berbuat. Nilai-nilai ini mungkin berasal dari pelatihan dan pengalaman kerja yang sama, pembudayaan dari teori-teori atau karakteristik pribadi orang yang tertarik terhadap Teknologi Pembelajaran . Secara khusus, nilai-nilai yang mempengaruhi terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran, yaitu : (a) replikabilitas pembelajaran; (b) individualisasi; (c) efisiensi; (d) penggeneralisasian proses isi lintas; (e) perencanaan terinci; (f) analisis dan spesifikasi; (g) kekuatan visual; (h) pemanfaatan pembelajaran bermedia.

Gerakan psikologi konstruktivisme telah mempengaruhi terhadap Teknologi Pembelajaran. Menurut pandangan konstruktivisme bahwa disamping adanya relaitas fisik, namun pengetahuan kita tentang realitas dibangun dari hasil penafsiran pengalaman. Makna atas sesuatu tidak akan terlepas dari orang yang memahaminya. Belajar merupakan suatu rangkaian proses interpretasi berdasarkan pengalaman yang telah ada, interpretasi tersebut kemudian dicocokan pengalaman-pengalaman baru.

Konstruktivisme cenderung mempersoalkan perancangan lingkungan belajar daripada pentahapan kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar ini merupakan konsteks yang kaya, baik berupa landasan pengetahuan, masalah yang otentik, dan perangkat otentik yang digunakan untuk memecahkan masalah. Nampaknya, ada semacam keengganan terhadap adanya perumusan pengetahuan secara rinci yang harus dikuasai, dan kengganan terhadap simplikasi atau regulasi isi, karena semua proses itu akan meniadakan arti penting konteks yang kaya yang memungkinkan terjadinya transfer.

Perspektif alternatif lain yang mempengaruhi teknologi pembelajaran adalah dari kelompok yang memandang penting atas keunggulan belajar situasional (situated learning). Belajar situasional terjadi bilamana siswa mengerjakan “tugas otentik” dan berlangsung di latar dunia nyata. Belajar semacam ini tidak akan terjadi bilamana pengetahuan dan keterampilan tidak diajarkan secara kontekstual”.

Hlynka (1991) menjelaskan bahwa post-modern adalah suatu cara berfikir yang menjunjung prinsip keanekaragaman, temporal dan kompleks, dari pada bersifat universal, stabil dan sederhana.

Banyak implikasi filsafat post-modern untuk praktek dan teori desain sekarang ini, terutama tentang orientasi pemikiran yang menggunakan paradigma desain baru, dan tidak bersandarkan pada model desain yang sistematis. Filsafat post-modern lebih menyenangi pada hal-hal yang bersifat terbuka dan fleksibel, dari pada hal-hal yang tertutup, terstruktur dan kaku (Hlynka, 1991)

3. Pengaruh Teknologi

Perancang yang terampil dan kreatif dapat menghasilkan produk pembelajaran yang dapat memberikan keunggulan dalam : (a) mengintegrasikan media; (b) menyelenggarakan pengemdalian atas pembelajar yang jumlahnya hampir tidak terbatas, dan bahkan (c) mendesain kembali untuk kemudian disesuaikan kebutuhan, latar belakang dan lingkungan kerja setiap individu.

Teknologi, disamping mampu menyediakan berbagai kemungkinan tersedianya media pembelajaran yang lebih bervariasi, juga dapat mempengaruhi praktek di lapangan dengan digunakannya sarana berbasis komputer untuk menunjang tugas perancangan.

3. Apa sajakah model pembelajaran yang digunakan dan perbedaannya masing – masing ?

Beberapa model pembelajaran antara lain :

- model prosedural

Model ini menerapkan prinsip disain pembelajaran yang dilakukan dengan teratur dan terarah,sehingga dalam model ini pelaksaannya jelas,sehingga proses belajar dapat berjalan dengan efektif.

- model melingkar

Didalam model ini pelaksanaannya tidak ditentukan mana yang awal dan mana yang akhir,namanya juga melingkar jadi kegiatan disain pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilakukan dari mana saja.

- Model Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Bertujuan untuk menuntun atau mengarahkan keoada seorang pengajar untuk bagaimana cara mengelola,menciptakan dan yang terpenting adalah cara berinteraksi dengan murid sehingga para siswa dapat termotivasi untuk belajar dan kegiatan belajar mengajarpun dapat berjalan dengan baik.

Macam-macam Metode Pembelajaran menurut beberapa tokoh :

1. Metode Demonstrasi (Demonstration Method)
Menurut Muhibbin

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah:
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh kenkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Kelebihan metode demonstrasi adalah anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, kurangnya pemahaman siswa tentang kegunaan benda yang dipertunjukkan.

2. Metode Inquiry
Menurut Mulyasa
Metode inquiry adalah metode yang mempu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif.

Macam-Macam Metode Pembelajaran dalam pembelajaran di kelas :

Metode ceramah.

a. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut.

b. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka.

c. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok.

d. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.

e. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari.

f. Metode Tutorial/Bimbingan

Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa.

Referensi :

http://www.rezaervani.com/arsip/materi_forum_ilmu_3/forumilmu3yusiriksa.pdf

http://sman1sukaraja.com/index.php?option=com_content&view=article&id=36:where-did-the-installer-go&catid=28:ipa&Itemid=41

http://blogger.kebumen.info/blogsearch/sumber-sumber+yang+mempengaruhi+teknologi+pembelajaran+++akhmad++++.shtml

http://one.indoskripsi.com/node/2091

http://umum.kompasiana.com/2009/06/08/macam-macam-metode-pembelajaran/

Barbara B. Seels dan Rita C. Richey.1995. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya, (terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, dkk)






Kelompok :

1. Juliana Khairina Harahap 09.046

2. Juli Theresia Siahaan 09.072

3. Maria Mayangsari Sianturi 09.92

4. Agiska Tarigan 09.060

5. Sarah Situmorang 09.78

Rabu, 24 Februari 2010

Era ke Tiga Revolusi Dunia Internet . Tugas 2

Ubiquitos Computing

Walau sebagian besar masyarakat umum belum menyadarinya namun pada dasarnya saat ini kita telah berada di era ketiga dari revolusi komputer, yaitu era ubiquitous computing. Era di mana komputer dapat ditemukan di mana saja, di telepon seluler, toaster, mesin cuci, mesin game, bahkan pada kartu pintar (smart card). Bila pada era pertama dari revolusi komputer ditandai dengan komputer mainframe yang berukuran raksasa dan digunakan bersama-sama oleh banyak orang (one computer many people), era kedua ditandai dengan eksistensi dan perkembangan dari personal computer (one computer one person), maka pada era ketiga ini seseorang dalam keihidupannya sehari-hari dapat bernteraksi dengan banyak komputer (one person many computers).

Ubiquitos adalah suatu sistem yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer secara kontinyu, dimana saja, kapan saja dan bagaimana saja


Kita dapat mengetahui perubahan nyata atas gejala penggunaan satu komputer untuk orang banyak (periode Mainframe), satu komputer untuk satu orang, bahkan dibenamkan kepada perkakas kerja (PC), hingga satu orang mengakses berbanyak komputer (InterNetworking). Dan ke depan, dengan dimudahkannya akses ke internet serta perbaikan teknologi batere, memungkinkan mobilitas berbagai entitas menjadi sangat tinggi jika device dapat semakin diperingkas. Kait yang segera ditangkap adalah memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer secara kontinyu, di mana saja, kapan saja, mungkin juga bagaimana saja. Inilah yang dikenali dengan ubiquitous computing. Istilah ubiquitous sendiri memiliki arti muncul atau terjadi dimana-mana.


E-learning

E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :

  • Jaya Kumar C. Koran (2002)
    e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

  • Dong (dalam Kamarga, 2002)
    e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
    elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

  • Rosenberg (2001)
    menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

  • Darin E. Hartley [Hartley, 2001]
    eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

  • LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
    eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.

E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.

E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).


Referensi :

1. Santrock., J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group

2. Munir., (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta

4. http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html